SEMUA KARENA
USI
Disclaimer : Untuk nama semua pemain diambil dari USI,
tapi untuk peran TOM hanya fiktif belaka . jadi untuk peran TOM hanya fiktif
dan tidak berhubungan dengan FP manapun, saya memilih nama TOM karena singkat
dan juga untuk memperbaiki citra nama TOM ,yang mungkin mengira nama TOM itu
buruk seperti Mr.Pesek. Cerpen ini dibuat untuk event USI dan juga tentunya
untuk kesenangan semata tidak bermaksud apapaun.
GENRE :
MIX
pemain : Tom
Marlin
Lind
Ekido
Deru angin
mengetarkan seluruh jiwa mereka, Mereka yang sedang berada dalam hamparan Rumput
nan subur ditemani sebuah Danau yang tak pernah surut. Tak pernah Tom merasakan seperti ini,
menikmati disetiap detik yang datang tanpa sebuah alasan, alasan yang tak pasti
mengapa dia berdiri disini . Namun Tom menyadari semuannya memang harus
berakhir . Sihir, yah ia sadar akan keputusannya ini , dengan mengakhiri dan
melepaskan semua ini dia mungkin bisa jauh lebih baik sebagai Muggle biasa,sepeti Neneknya . Tom berharap semua Khayalan dan
imajinasi belaka tentang sihir ini biarlah angin yang membawa pergi bersamanya .
“Sudah satu jam kau
berdiri disini sobat, apakah Kau siap?” kata Yovi sahabatnya.
“Yah, aku harus
siap” kata Tom dengan berat hati.
“Tapi adakah cara
lain? Bagaimanapun juga kau tak boleh melakukan ini! Kau ingin menghancurkan
Hati Ayah dan Ibumu?” kata Lind.
Ketika Tom ingin menjawab , Lind sudah
melontarkan kata-kata lagi.
“Apakah
ini yang kau mau? Dan kau ingin meninggalkan aku danYovi dan bagaimana dengan
kedua orang tuamu yang sangat meyayangimu ? apakah kau juga akan mencari
sahabat lain yang lebih mengerti kau dari pada kami?” kata Lind, katanya rancau
karena menahan tangis.
“Tidak!
Apa yang kalian bicarakan?aku tak bermaksud—dan kalian tak tahu!” kata Tom
menahan marah yang bercampur rasa bersalah.
“Apa
yang tak kami tahu dari mu?” kata Yovi ikut meyakinkan. “Hei kau kira kami tak
tahu apa masalahmu itu sobat?kau tak sendiri, ada kami disini”
Tom merasakan desakan pada hatinya yang
menyuruh ia untuk tidak melakukan ini, masih ada ketiga Sahabatnya yang senang
tiasa berada disisinya. Desakan itu mengalir deras ke Otaknya , keyakinannya
untuk melepaskan sihir itu goyah diterjang kuatnya persahabatan yang mereka
jalin selama bertahun-tahunyang berawal dari USI. Ia pun tak mau jika nantinya
harus meninggalkan ketiga Sahabatnya yang sangat ia cintai.
“Lagi
pula kau belum memikirkan ini, Kementerian tidak akan melepaskan seorang
penyihir berbakat dari Universitas Sihir Indonesia sepertimu!”Kata Lind sambil menghapus
air mata lalu memberikan senyuman perhatian pada Tom.
Tom masih belum
berkata-kata semenjak obrolan terakhir mereka tadi. Ia kepikiran dengan
perkataan Sahabatnya tadi, Mereka menyayangi Tom, tapi dia malah mementingkan
dirinya sendiri. Ia menyesal hampir mengambil tindakan bodoh yang orang
bodohpun tak akan mau melakukan ini.Jam berdentang yang menandakan mereka harus
berganti pelajaran . kali ini cukup berbeda karena biasannya pelajaran
dilakukan di ruang profesor USI namun entah kenapa Prof.Ekido meminta mereka
belajar disalah satu ruangan misterius yang berada persis disebelah Ruang
Rekreasi Asrama Angin, Namun pelajaran berjalan seperti biasa. Setelah
pelajaran berakhir Tom,Lind dan Yavi
berjalan menelusuri lorong koridor asrama mereka yang dekat dengan Perpustakaan
USI.
Tom melihat Marlin
ketika mereka melewati Perpustakaan, Berdiam diri sendirian disana ditemani
setumpuk buku tebal yang kelihatannya bukan buku Pelajaran. Tom pun memutuskan
untuk menghampirinya dan memberi alasan pada Sahabatnya kalau ada essay yang
belum ia kerjakan . Yah , sudah sebulan ini entah apa yang menyumbat pikirannya
. Otaknya selalu dipenuhi gadis itu, dan tentu saja ia selalumemperhatikan
gadis itu. Semenjak Marlin meminjamkan
buku “ Tatanan lengkap benda Sihir” miliknya kepada Tom ketika bukunya
tertinggal di Asrama. Tom pun berjalan kearah Marlin tanpa ragu, berniat hanya
untuk sekedar menyapanya saja.
“Hei, apa yang
sedang kau lakukan disini?” pertanyaan bodoh Tom keluar dari mulutnya.
“Kau tahu ini
perpustakaan-kan? Dan kau pasti tahu apa yang kulakukan” katanya singkat karena
fokusnya terdapat pada Buku itu.
“Er-ya,
ngomong-ngomong kau sedang baca apa?” kata Tom bertindak seolah-olah ingin
tahu.
“Yah, aku sedang
membaca Buku Harry Potter, kau tentu tahu siapa dia? Kita generasi sesudahnya,
dia benar-benar penyihir yang sangat
hebat! Dialah yang mengalahkan the dark lord . Yah sayang dia dan
anak-anaknya berada di London dan kita di Indonesia, aku berharap bisa bertemu
dengannya” kata Marlin dengan penuh semangat, sebenarnya Tom pun tahu tentang
sejarah si Harry Potter namun ia memilih untuk diam dan mendengarkan.
“Yah, asalakan kau
tidak berfikir bahwa Tom Riddle itu sama denganku” kata Tom agak tidak
bersemangat.
“Kau ngomong apa
sih? Tidak akan, aku tahu kau berbeda . dan hanya mirip namanya saja , apa
masalahnya?” kata Marlin mulai menghibur.
Inilah yang dia
sukai dari marlin, dia bisa menenanggkan hati Tom. Namun kapan dia bisa
mengungkapkan isi hatinya? Ah dia hanya bermimpi, tak mungkin Marlin pun juga
menyukainya! Dia cewek terpopuler di asrama Angin! Itulah yang selalu ada
dibenak Tom. Tom lalu pergi ke ruang Rekreasi Air, Ia merasa dengan bertemu
Marlin bisa membangkitkan semangatnya namun yang terjadi malah ia kehilangan
semangat.
Lind berlari menuju
Tom saat dia masuk melalui pintu yang berayun. Nampaknya ingin menyampaikan
sesuatu.
“Tom! Seru Lind. “Kau
mendapatkan surat dari kedua orang tua mu!” dia berkata sangat gembira sekali.
“ini suratnya, tadi dikirim melalui benda Elektronik yang bisa terbang! Wah
perkembangan sihir begitu pesat yah! Dan kau enak setiap minggu kedua orang
tuamu mengirimi kau surat! Sungguh bahagia kau memiliki mereka!”kata Lind
dengan sedikit nada iri
Tom pun mulai membaca surat nya yang
tulisannya sangat ia kenal, sangat ia rindukan,walupun baru seminggu ia
mendapatkan surat dari mereka . Ia tampak malu membuka surat itu,bagaiman kalo
orang tuanya tahu ia hampir melakukan hal bodoh?Apa yang bisa dilakukannya
untuk mereka?
Untuk anakku tersayang
Tom
Tom , Ayah dan Ibu memutuskan untuk memberimu sedikit
alat untuk menunjang aktivitasmu saat kau mengikuti event Anniversary 1st
Universitas Sihir Indonesia ,walaupun Universitas ini baru berdiri, namun kau
perlu tahu bahwa Ayah dan Ibu tidak akan menyesal memasukan mu kesini, sungguh
Ayah dan Ibu rasa ini memang sekolah yang hebat dan cocok untukmu, kita
berharap kau bisa berusaha semaksimal mungkin dalam event ini dan jika kau
menang ayah dan ibu akan bangga sekali.
Salam tercinta untuk kau Tom
Ayah dan Ibumu~
“Mereka
memberiku ini untuk event Anniv USI” kata tom tampak semangatnya kembali lagi
“Aku sungguh mencintai mereka” kata Tom melanjutkan.
“Akupun
tahu kalo kalian adalah kelurga terharmonis” kata Lind menggoda.
Hari senin pun datang ,tepat dengan Event
Aniversary USI ke satu, semua murid USI berkumpul diaula besar untuk merayakannya,
Suasana meriah melekat pada perayaan ini . Sungguh wajah merona bahagia
terpampang disetiap muka semua orang dan tentu saja para Profesor USI. Namun
disisi lain, Tom yang nampak gelisah akan rencananya yang sudah diaturnya
dengan kedua sahabat yang telah siap dari tadi. Ia harus mengumpulkan segala
keberaniannya untuk memulai berbicara dengan Marlin, dan tentu saja
menggungkapkan isi Hatinya. Tom menghampiri Marlin yang sedang duduk diseberang
Meja anak Angin.
“Er-Marlin
boleh aku bicara sebentar?”katanya gugup.
“Oh
tentu saja” kata Mrlin menurunkan buku Harry Potter yang belum selesai dibaca
nya .
“
Er- aku akan mengungkapkan apa yang ada dipikiranku, kuharap kau tidak marah”
kata Tom lebih menguatkan diri.
Namun Marlin hanya mengganguk pelan dan
menampilkan wajah bingung.
“Yah,
kau boleh berkata Ya atau Tidak, itu terserah kau”. Tom menghela napas lalu
mulai berbicara lagi. “Aku suka padamu ,tapi aku tak tahu bagaimana
mengungkapkannya, aku memang—yah--
sedikit agak bodoh tak bisa berkata—yah tapi kau tahu aku bersungguh-sungguh—”
perasaan lega menyelimuti hati Tom.
Dengan wajah yang tak terduga, akhirnya Tom kembali menghampiri kedua Sahabatnya
, Ia ingin menyampaikan bagaimana ia bisa mengungkapkannya pada Marlin, dan
tentunya dia juga menyampaikan Bagaimana jawaban Marlin. Namun tentu saja hanya
Sahabatnya yang diberi tahu, itu akan menjadi rahasia mereka bertiga dan juga
Marlin. Yah, dan semua berawal karena USI. Tak ada yang bisa menduga kapan
kebahagiaan dan kepedihan akan hadir. Dan asal kau tahu Aku pun sang Penulis
tak tahu apa jawaban Marlin pada Tom.